Uang Kunci Rezeki
PENDAHULUAN
Alhamdulillah, segala puji
hanya milik Allah Ta’ala. Shalawat dan salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluarga, dan sahabatnya. Amin
Jadi orang kaya? Siapa yang nolak. Makan enak, tanpa perlu bersusah payah masak.
Menghuni rumah megah bak istana tanpa perlu menanti bertahun-tahun. Mobil mewah
berjajar di depan rumah. Tatap mata kagum senantiasa terasa sejuk di hati Anda.
Dan gadis-gadis cantik rupawan senantiasa mengimpikan kesempatan menjadi
pendamping hidup Anda.
Memang enak, rasanya hidup
semacam ini. Saya rasa Andapun senang bila mendapat kesempatan mewujudkannya.
Bukankah demikian saudaraku?
TANPA FULUS HIDUP TERASA GELAP
Impian indah di atas
terwujud bila Anda memiliki uang yang melimpah dan emas yang menumpuk bak
gunung. Karena itu, walaupun Anda tidak terlalu muluk-muluk dalam
bermimpi, namun Anda pasti menyadari bahwa uang adalah kunci terwujudnya
berbagai hal di atas. Musuh menjadi sahabat, susah dengan cepat menjadi mudah
dan muram sekejap menjadi riang. Semua itu berkat adanya fulus yang terbukti
menjadikan segala urusan menjadi terasa mulus.
Wajar bila banyak orang di
zaman sekarang berlari mengejar fulus. Tidur karena fulus, bangun karena fulus,
berhubungan karena fulus dan bermusuhan pun karena fulus.
Fulus memang benar-benar
telah menguasai kehidupan umat manusia. Sampai-sampai semua urusan dan
kenikmatan terasa hambar tanpa ada fulus di tangan. Karena begitu besar
pengaruh fulus pada kehidupan manusia sampai-sampai ada anggapan bahwa nikmat
Allah hanya ada satu yaitu fulus.
Anda tidak percaya? Coba
Anda ingat-ingat, berapa sering Anda mengucapkan kata-kata, “Kalau aku punya
rezeki maka saya akan berbuat demikian dan demikian?” Dan sudah dapat ditebak,
maksud Anda dari “rezeki” adalah fulus. Bukankah demikian saudaraku?
Berbagai nikmat yang tak
ternilai dengan apapun, kesehatan, anak keturunan, akal sehat dan lainnya bagi
Anda terasa hambar bila kantong sedang kempes. Saking hambarnya, sampai-sampai
Anda merasa sebagai manusia termiskin dan tersusah di dunia.
Anda lupa bila sejatinya di
dunia ini terlalu banyak orang yang mendambakan untuk bisa seperti Anda. Mereka
merasa bahwa Anda adalah manusia terbahagia di dunia ini. Karena itu untuk
urusan nikmat senantiasa bandingkan diri Anda dengan orang lain yang di bawah
Anda dan jangan sebaliknya. Dengan cara ini Anda dapat menyadari betapa banyak
nikmat Allah yang ada pada diri Anda.
SENGSARA KARENA ULAH SENDIRI
Saudaraku tahukah Anda
bahwa pola pikir yang picik dan sudut pandang yang sempit tentang arti nikmat
semacam ini adalah biang derita Anda selama ini. Tidur tidak nyeyak, makan
tidak enak, badan terasa sakit dan urusan seakan sempit. Padahal sejatinya
semua derita itu tidak seharusnya menimpa kehidupan Anda. Andai Anda menyadari
hakekat nikmat Allah. Semua ini terjadi karena Anda merasa jauh dari nikmatnya.
Di saat Anda dihadapkan
pada hidangan nasi, tempe, sayuran dan segelas air putih, mungkin Anda merasa
bersedih. Anda menduga bahwa Anda baru mendapat nikmat yang luas bila dapat
menyantap hidangan berupa daging, dengan berbagai variasi cara memasaknya, dan
dilengkapi dengan berbagai menu lainnya. Akibatnya Anda tidak dapat merasakan
betapa nikmatnya hidangan tempa dan sayuran tersebut.
Derita Anda semakin terasa
lengkap karena betapa banyak nikmat Allah yang Anda anggap sebagai bencana,
Anda mengira bahwa diri Anda layak untuk menerima rezeki lebih banyak dibanding
yang Anda terima saat ini.
Akibat dari pola pikir ini
Anda senantiasa hanyut oleh badai ambisi, dan menderita karena senantiasa
berjuang untuk mewujudkan impian Anda yang diluar kemampuan Anda sendiri.
“Andai engkau telah memiliki
dua lembah harta benda, niscaya Anda berambisi untuk mendapatkan yang ketiga.
Dan tidaklah ada yang mampu menghentikan ambisimu dari mengumpulkan harta
kekayaan selain tanah (kematian). Dan Allah menerima taubat orang yang kembali
kepada-Nya." [Muttafaqun ‘alaih]
Ambisi mengeruk dunia ini
menjadikan Anda semakin sengsara dan hidup terasa gersang. Kebahagian yang
dahulu Anda juga tersimpan dibalik kekayaan semakin jauh dari genggaman Anda.
“Barangsiapa yang urusan
akhirat adalah pusat perhatiannya, Allah letakkan kekayaannya dalam hatinya,
urusannya menjadi bersatu, dan rezeki dunia akan menjadi lapang. Sedangkan
orang yang pusat perhatiannya adalah urusan dunia, Allah letakkan kemiskinannya
ada di pelupuk matanya, urusannya tercerai berai dan rezkinya menjadi sempit.” [HR Tirmidzy dan lainnya]
Anda lalai bahwa apapun
yang Allah berikan kepada Anda adalah yang terbaik bagi Anda.
Pola pikir yang begitu
picik dan hati yag begitu sempit, menjadi biang turunnya murka Allah dan
teguran-Nya.
Cermatilah saudaraku! Allah
berjanji akan menambah dan melipatgAndakan nikmat-Nya bila Anda mengakui nikmat
dan mensyukurinya. Namun sebaliknya, bila Anda mengingkari nikmat Allah atau
malah meremehkannya, Allah telah menyediakan untuk Anda siksa yang pedih.
Camkanlah, sejatinya
ancaman Allah pada ayat ini tidak dibatasi akan terjadi di dunia atau di
akhirat. Ini pertAnda bahwa kedua kemungkinan tersebut sama-sama dapat terjadi
pada Anda. Siksa Allah bisa saja menimpa Anda di dunia dan juga bisa di akhirat.
Di dunia, nikmat di cabut dan di ganti dengan derita, dan di akhirat tentu
siksa neraka yang pedih telah menanti.
“Semoga kesengsaraan senantiasa menimpa para
pemuja dinar, dirham dan baju sutra (pemuja harta kekayaan, pen). Bila ia
diberi ia merasa senang, dan bila tidak diberi, ia menjadi benci. Semoga ia
menjadi sengsara dan semakin sengsara (bak jatuh tertimpa tangga). Dan bila ia
tertusuk duri semoga tiada yang sudi membantunya mencabut duri itu darinya.” [HR Bukhari]
JADILAH ORANG YANG PALING BAHAGIA
Saudaraku! Hidup bahagia di
dunia dan kelak di akhirat masuk surga tentu cita-cita Anda. Dan tentunya,
setiap cita-cita agar dapat menjadi kenyataan membutuhkan kepada perjuangan.
Dan ketahuilah bahwa ada tiga kunci utama bagi tercapainya kebahagian hidup di
dunia.
1. Senantiasa berserah diri
dan puas dengan segala pembagian Allah.
“Sungguh mengherankan urusan seorang yang
beriman, sesungguhnya segala urusannya baik, dan hal itu tidaklah dimiliki
melainkan oleh orang yang beriman. Bila ia ditimpa kesenangan, ia bersyukur,
maka kesenangan itu menjadi baik baginya. Dan bila ia ditimpa kesusahan, ia
bersabar, maka kesusahan itu baik baginya.” [HR Muslim]
2. Anda menyadari bahwa
betapa banyak nikmat Allah yang Anda terima.
“Barangsiapa yang di pagi
hari merasa aman di kampung halamannya, sehat badannya, dan memiliki makanan
yang mencukupinya pada hari itu, maka seakan-akan dunia dan seisinya telah
menjadi miliknya.” [HR At-Tirmidzy]
3. Harta kekayaan bukanlah
tolok ukur kasih sayang Allah kepada Anda.
Saudaraku! Janganlah Anda
salah persepsi tentang kehidupan dunia, sejatinya dunia berserta isinya tidaklah
ada artinya di hadapan Allah. Karenanya, janganlah Anda gadaikan kebahagian
hidup Anda di dunia dan akhirat dengan harta kekayaan dunia yang hina dina.
“Sejatinya Allah Azza wa
Jalla telah membagi-bagikan akhlak kalian sebagaimana Allah juga telah
membagi-bagikan rezeki kalian. Dan sesungguhnya Allah memberikan harta benda
kepada orang yang Ia cintai dan juga kepada orang yang Ia benci. Sedangkan
Allah tidaklah melimpahkan iman kecuali kepada orang yang ia cintai. Karenanya
bila Allah mencintai seseorang, pastilah Allah melimpahkan keimanan kepadanya.” [HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab Al Mufrad dan At-Thabrani]
Saudaraku! Dengan
mengaplikasikan ketiga hal ini dalam hidup Anda, dengan izin Allah, Anda
menjadi orang yang senantiasa berbahagia di dunia dan juga di akhirat.
PENUTUP
Semoga paparan singkat ini
dapat membebaskan Anda dari belenggu fulus yang pada zaman ini telah menindas
kehidupan umat manusia. Dan dengan ketiganya Anda dapat kembali ke dalam rahmat
dan kasih sayang AllahTa’ala, di dunia hingga di
akhirat. Semoga paparan singkat ini bermanfaat bagi Anda, dan dapat
menjernihkan penilaian Anda tentang harta dunia secara umum dan fulus secara
khusus. Wallahu ‘alam bishshawab.
0 Komentar