Berbagai Keutamaan Dari Shubuh Hingga Syuruq (plus Dzikir Pagi Petang-AUDIO)
1.Keutamaan shalat shubuh
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
(QS. Al Isra: 78)
Rasululloh bersabda:
Barangsiapa sholat isya’ di dalam jama’ah,
hal itu seperti sholat setengah malam. Dan barangsiapa sholat isya’ dan subuh
di dalam jama’ah, hal itu seperti sholat semalam suntuk
(HR. Abu Dawud)
Belum lagi ditambah dengan keutamaan shalat qabliyah shubuh, yang dimana Rasulullah shallallahu
‘alayhi wa sallam bersabda:
“Dua
raka’at Shalat Fajr (shalat qabliyah
shubuh) lebih baik dari pada dunia dan seisinya.”
[HR. Muslim]
Bukti kelurusan iman seseorang; karena
Råsulullåh shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam
tentang shalat shubuh bersabda:
“Sesungguhnya
shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya’ dan Shubuh, jika
mereka mengetahui pahalanya, niscaya mereka mendatanginya kendatipun dengan
merangkak.”
(HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya)
Maka tentu, orang yang baik keimanannya;
tidak akan merasa berat dengan kedua shalat ini.
2. Keutamaan shalat berjama’ah
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam
tentang shalat berjamaah:
“Shalat berjama’ah LEBIH AFDHAL dua puluh tujuh
derajat daripada shalat sendirian”
[Muttafaqun 'alayh]
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam
bersabda:
Sesungguhnya shalat seseorang yang
berjamaah dengan satu orang, adalah lebih baik daripada shalat sendirian. Dan
shalatnya bersama dua orang jamaah, adalah lebih baik daripada shalat bersama seorang jamaah. Semakin banyak jama’ahnya,
maka semakin dicintai oleh Allah Ta’ala.”
(Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam
Sunan-nya, kitab Ash Shalat bab Fi Fadhli Shalatul
Jama’ah no.467, An-Nasaa’i dalam sunannya kitab Al Imamah bab Al jama’ah idza
kaana Itsnaini no.834, Ahmad dalam Musnad-nya no.20312 dan Al Haakim dalam
Mustadrak-nya 3/269. Hadits ini di-shahih-kan Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya,
2/366-367, no. 1477)
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam
bersabda:
“Sekiranya
salah seorang dari kalian mengetahui bahwa bila dia ikut shalat berjama’ah denganku maka dia akan mendapatkan pahala
yang lebih besar dari seekor kambing yang gemuk atau dua ekor kambing yang
gemuk, niscaya dia akan melakukannya. Padahal apa-apa yang diperolehnya dari
pahala (tersebut) lebih afdhål baginya.”
(Shåhiih, HR. Ahmad; dishahihkan
asy-Syaikh Ahmad Syaakir)
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam
bersabda:
”Shalat seseorang dengan berjamaah lebih
berlipat pahalanya 25 derajat daripada shalatnya
di rumahnya atau di kedai pasarnya…..”
Kemudian Råsulullåh bersabda:
“Yang
demikian itu karena bila dia berwudhu’ dengan menyempurnakan wudhu’nya lalu
menuju ke masjid, yang dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat
jamaah, tidak bergerak kecuali untuk shalat(berjama’ah).
Maka tidak ada satu langkahpun dari
langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat baginya atau akan dihapuskan
satu kesalahannya.
Dan Malaikat akan mendo’akan salah seorang
dari kalian selama dia masih pada tempat shalatnya yang dia dijadikannya
sebagai tempat shalatnya, (do’a malaikat tersebut):
“Ya
Allah, berilah shalawat untuknya. Ya Allah, rahmatilah dia, selama dia belum
berhadats dan tidak menyakiti orang lain disana “.
Dan Beliau bersabda:
“Salah
seorang diantara kalian sudah dianggap mendirikan shalat, ketika menunggu waktu shalat didirikan”.
(HR.Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda
“Barangsiapa
berwudlu kemudian keluar untuk melaksanakan shalat, maka ia dalam hitungan shalat hingga ia kembali ke rumahnya. Maka janganlah kalian
melakukan demikian, yaitu menjalin jari-jari.”
[HR. Ibnu Khuzaimah no. 439, Al-Haakim
1/206, dan Ad-Daarimi no. 1446; shahih].
Dari Abu Ummamah Al-Hanaath : Bahwasannya
Ka’b bin ‘Ujrah bertemu dengannya saat ia hendak pergi ke masjid. Mereka saling
bertemu waktu itu. Ka’b melihatku sedang menjalinkan jari-jemariku (tasybik),
kemudian ia melarangku dan berkata :
“Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
‘Apabila
salah seorang diantara kalian wudlu, membaguskan wudlunya, kemudian pergi
menuju masjid; maka janganlah ia menjalinkan jari-jemarinya (tasybik).
Sesungguhnya ia dalam keadaan shalat”
[HR. Abu Dawud no. 562; At-Tirmidzi no.
386; Ahmad 4/241,242, 243; Ibnu Khuzaimah no. 441; Ad-Daarimi no. 1444; dan
yang lainnya – shahih].
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam
tentang shalat berjamaah:
“Barangsiapa
yang shalat 40 hari ikhlash kepada Allåh secara berjamaah, dan
mendapati takbiratul ihram, niscaya ditulis baginya dua pembebasan; pembebasan
dari Neraka dan pembebasan dari kemunafikan.”
(HR. At-Tirmidzi, shahih)
3. Keutamaan tetap duduk hingga waktu syuruq dan shalat sunnah syuruq
Shalat isyraq adalah shalat dua raka’at
yang dilaksanakan setelah melaksanakan shalat shubuh; lalu ia duduk ditempat ia
shalat menunggu waktu syuruq; kemudian shalat isyraq ketika memasuki waktu tersebut. waktu syuruq
kira-kira 90 menit setelah adzan shubuh. Silahkan lihat disini jadwal syuruq disini. Maka
ketika masuk waktu syuruq berdasarkan jadwalnya, maka KITA TIDAK LANGSUNG
SHALAT SUNNAH SYURUQ, karena waktu tersebut adalah waktu DIHARAMKAN UNTUK SHALAT, akan tetapi menunggu kira-kira 15 menit (sebagaimana
nanti akan dijelaskan dalam atsar ‘aa-isyah radhiyallahu ‘anha).
Waktu isyraq merupakan AWAL WAKTU DHUHA;
sehingga orang yang melaksanakan shalat isyraq berarti ia telah melaksanakan shalat dhuha.
Dari Abdullah bin Al-Harits bin Naufal,
bahwa Ibnu Abbas tidak shalat Dhuha. Dia bercerita, lalu aku membawanya menemui Ummu
Hani’ dan kukatakan :
“Beritahukan kepadanya apa yang telah
engkau beritahukan kepdaku”.
Lalu Ummu Hani berkata :
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah masuk ke rumahku untuk menemuiku pada hari pembebasan kota Mekkah, lalu
beliau minta dibawakan air, lalu beliau menuangkan ke dalam mangkuk besar, lalu
minta dibawakan selembar kain, kemudian beliau memasangnya sebagai tabir antara
diriku dan beliau. Selanjutnya, beliau mandi dan setelah itu beliau menyiramkan
ke sudut rumah. Baru kemudian beliau mengerjakan shalatdelapan
rakaat, yang saat itu adalah waktu Dhuha, berdiri, ruku, sujud, dan duduknya
adalah sama, yang saling berdekatan sebagian dengan sebagian yang lainnya”.
Kemudian Ibnu Abbas keluar seraya berkata
:
“Aku pernah membaca di antara dua papan,
aku tidak pernah mengenal shalat Dhuha
kecuali sekarang…
“Artinya
: Untuk bertasbih bersamanya (Dawud) di waktu petang dan pagi” [Shaad : 18]
Dan aku pernah bertanya :
“Mana shalat Isyraq ?”
Dan setelah itu dia berkata :
“Itulah shalat Isyraq”
[Hasan Lighairihi; Diriwayatkan oleh
Ath-Thabari di dalam Tafsirnya dan Al-Hakim]
Jabir bin Samurah rådhiyallåhu ‘anhu
menyifati petunjuk nabi shållallåhu ‘alayhi wa sallam, ia mengatakan:
“Beliau
tidak berdiri dari tempat shalatnya -dimana beliau melakukan shalat shubuh-
hingga matahari terbit. Jika matahari telah terbit, (maka) beliau berdiri
(untuk shalat sunnah isyraq).”
[Shahiih Muslim (I/463) no. 670]
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam
bersabda:
“Barangsiapa
yang shalat shubuh dengan berjama’ah kemudian dia berdzikir kepada Allah Ta’ala
sampai terbitnya matahari lalu dia shalat dua raka’at, maka pahalanya seperti pahala berhaji dan
‘umrah, sempurna, sempurna, sempurna.”
(HR. At-Tirmidziy no.591 dan dihasankan
oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy di dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy no.480,
Al-Misykat no.971 dan Shahih At-Targhiib no.468, lihat juga Shahih Kitab
Al-Adzkaar 1/213 karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy)
‘Aisyah radhiyallåhu ‘anha berkata:
“…(Mereka
duduk) hingga waktu yang dilarang untuk shalat telah berlalu, (kemudian) mereka
mendirikan shalat”
(AR. Bukhåriy no. 1522; dinukil dari
applikasi hadits 9 imam, lidwa pusaka)
Untuk menunggu waktu tersebut, dapat kita
gunakan untuk BERDZIKIR PAGI PETANG dan MEMBACA serta MEMPELAJARI al Qur-aan
(beserta tafsirnya; spti: tafsir ibn katsir) untuk mendulang lebih banyak
keutamaan.
4. Keutamaan dzikir pagi
dan petang
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman
tentang dzikir pagi dan petang,
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, (dengan) dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, (dengan) dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
(QS. al-Ahzab: 41-43)
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallma
bersabda tentang keutamaan orang berdzikir pagi dan petang:
Aku duduk bersama orang-orang yang
berdzikir kepada Allah dari mulai shalat shubuh sampai terbit matahari, lebih
aku sukai daripada memerdekakan empat orang budak dari anak isma’il. Dan aku
duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat ‘Ashar sampai terbenam matahari, lebih aku cintai
daripada memerdekakan empat orang budak.
(Hasan, HR. Abu Dawud)
Silahkan lihat lebih lanjut tentang dzikir
pagi dan petang dan segala keutamaannya disini.
5. Keutamaan orang yang berpagi-pagi ke
masjid untuk membaca dan mempelajari al Qur-aaan
Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam
bersabda:
“Berpagi
hari atau bersore hari fi sabilillah adalah lebih baik daripada dunia
seisinya…”
(Bukhariy Muslim)
Sedangkan pergi menuju mesjid, merupakan
fii sabilillah.
Uqbah bin Amir Al Juhani berkata,
“Pada suatu hari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam keluar menemui kami di Shuffah, beliau bersabda:
“Siapa
dari kalian yang menyukai berpagi-bagi berangkat ke Buthhan atau Al Aqiq (nama
tempat), lalu setiap harinya datang dengan membawa dua ekor unta yang besar
punuknya lagi gemuk, ia ambil unta tersebut tanpa berbuat dosa dan dan
memutuskan silaturahmi?”
Uqbah berkata;
“Kami berkata, “Wahai Rasulullah, kami
semua menginginkan hal itu”…”
beliau bersabda:
“Sungguh,
seorang dari kalian berpagi-pagi berangkat ke Masjid lalu ia mempelajari dua
ayat dari Kitabullah (Al Qur’an) adalah lebih baik baginya daripada dua ekor
Unta. Dan tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor unta serta empat ayat juga
lebih baik dari pada empat ekor unta dan dari sejumlah unta.”
[HR. Ahmad, dishahiihkan oleh syaikh
al-albaaniy dalam shahiihul jaami']
dalam riwayat Abu Dawud lafazhnya:
“Sungguh
salah seorang diantara kalian setiap hari datang ke Masjid, mempelajari dua
ayat dari Kitab Allah ‘azza wajalla adalah lebih baik baginya daripada dua ekor
unta, dua ayat lebih baik daripada tiga unta, seperti bilangan-bilangan unta
tersebut.”
[ HR. Abu Dawud (sanadnya shahiih,
dishahiihkan oleh syaikh al-albaaniy dalam shahiih abi dawud)]
Allåhu Akbar, Alangkah banyaknya keutamaan
yang bisa kita peroleh..
Allåh berfirman,
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. al-Munafiqun: 9)
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. al-Munafiqun: 9)
(Sumber: Abu Zuhriy).
Powered by mp3skull.com
0 Komentar