Keutamaan Meninggal Dunia di Atas Dua Kalimat Syahadat
Dari Mu’adz bin
Jabal radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang ucapan terakhirnya (sebelum meninggal
dunia) kalimat ‘Laa ilaaha illallah’ (tidak ada sembahan yang benar kecuali
Allah) maka dia akan masuk surga”.
Hadits yang mulia
ini menunjukkan keutamaan dan keistimewaan orang yang mengucapkan dua kalimat
syahadat (sebagai kalimat terakhir) sebelum meninggal dunia, karena ini
merupakan sebab turunnya rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada-Nya dan
selamatnya dia dari azab neraka. Ini juga termasuk ciri utama orang yang meraih
husnul khatimah (meninggal dunia di atas kebaikan).
Beberapa faidah
penting yang terkandung dalam hadits ini:
- Maksud dari
kalimat ‘Laa ilaaha illallah’ dalam hadits ini juga mencakup kalimat
syahadat ‘Muhammadur Rasulullahí’ (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah rasul/utusan Allah), sebagaimana yang dinyatakan dalam
riwayat lain dari hadits ini, dan demikian keterangan dari para ulama.
- Berpegang teguh
dengan dua kalimat syahadat dengan memahami dan mengamalkannya dengan benar
adalah termasuk sebab utama untuk meraih keteguhan iman dan husnul khatimah
(meninggal dunia di atas kebaikan), sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla:
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan
Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki”
(QS Ibrahim:27).
Makna ‘ucapan yang
teguh’ dalam ayat ini adalah dua kalimat syahadat yang dipahami dan diamalkan
dengan benar, sebagaimana yang ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“ Seorang muslim ketika dia ditanya (diuji) di dalam kuburnya (oleh malaikat
Munkar dan Nakir) maka dia akan bersaksi bahwa ‘tidak ada sesembahan yang benar
kecuali Allah’ dan ‘Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
utusan Allah’, itulah makna Firman-Nya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.
- Imam Abu Muhammad
Abdul Haq bin Abdirrahman al-Isybili berkata: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya su’ul
khatimah (mati di atas keburukan) – semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala
melindungi kita semua dari hal itu – tidak akan terjadi pada orang yang
istiqamah/lurus (dalam amalan/penampilan) lahirnya (dengan mengikuti petunjuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), yang (di sertai dengan)
kebaikan (kesucian) dalam batinnya/hatinya, dan su’ul khatimah itu hanya
akan terjadi pada seorang yang pada akal (pemikiran/pemahaman)nya ada
penyimpangan, atau orang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa besar, dan
berani melakukan kesalahan-kesalahan besar, (yang) kemudian hal-hal tersebut
menguasai dirinya sampai kematian datang menjemputnya (dengan tiba-tiba)
sebelum dia sempat bertobat dan kembali (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala),
maka dalam kondisi yang sangat genting dan gawat itu syaithan pun menyambarnya
(menjerumuskannya), semoga Allah melindungi (kita semua) dan semoga Allah
melindungi (kita semua), atau (juga) pada seorang yang istiqamah (pada
mulanya), kemudian dia berubah dan meninggalkan keadaan dan kebiasaan baik
tersebut, dan dalam keadaan itu syaithan pun menjerumuskannya, (yang) kemudian
hal itu menjadi penyebab dia ditimpa su’ul khatimah dan akhir kehidupan
yang buruk, semoga Allah melindungi (kita semua)”.
- Dianjurkan
menuntun orang yang akan meninggal dunia dengan dua kalimat syahadat agar itu
menjadi akhir ucapannya[8], sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam hadits lain: “Tuntunlah orang yang akan meninggal
dunia di antara kalian (untuk mengucapkan kalimat) ‘Laa ilaaha illallah’
(tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah)”.
- Menuntun orang
yang akan meninggal dunia dilakukan dengan perlahan dan tidak menyusahkannya,
supaya hatinya tidak membenci kalimat syahadat dan lidahnya mengucapkan kalimat
yang buruk. Kemudian jika dia sudah mengucapkannya maka tidak perlu diulangi,
kecuali jika setelah itu dia mengucapkan kalimat lain.
Artikel www.manisnyaiman.com
0 Komentar