8 Pintu Surga
Surga adalah negeri
yang penuh kenikmatan yang Allah siapkan bagi orang-orang yang bertakwa. Ketahuilah bahwa surga memiliki pintu-pintu.
Para penduduk surga akan masuk surga melalui pintu-pintu tersebut. Pintu surga
ada delapan jumlahnya. Apa saja pintu-pintu tersebut? Simak penjelasan singkat
berikut ini.
Mengenal Pintu Surga
Disebutkan dalam hadits Sahl bin Sa’ad As Sa’idi radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
فِي الجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى
الرَّيَّانَ، لا يَدْخُلُهُ إلَّا الصَّائِمُونَ
“Di surga ada delapan pintu, diantaranya ada pintu yang disebut dengan ar-Rayyan. Tidak ada yang bisa memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa” (HR. Bukhari no. 3257).
Dari Ubadah bin Ash Shamit radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَن قالَ: أشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وحْدَهُ لا شَرِيكَ له،
وأنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسولُهُ، وأنَّ عِيسَى عبدُ اللهِ، وابنُ أمَتِهِ،
وكَلِمَتُهُ ألْقاها إلى مَرْيَمَ ورُوحٌ منه، وأنَّ الجَنَّةَ حَقٌّ، وأنَّ
النَّارَ حَقٌّ، أدْخَلَهُ اللَّهُ مِن أيِّ أبْوابِ الجَنَّةِ الثَّمانِيَةِ شاءَ
“Barangsiapa yang mengucapkan: aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu baginya, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya, dan bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan anak dari umat-Nya, dan ia adalah kalimat Allah yang diberikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga itu benar adanya dan neraka itu benar adanya, maka Allah akan masukan ia ke surga dari delapan pintu surga yang mana saja” (HR. Muslim no.28).
Maka wajib kita mengimani dan membenarkan kabar dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang shahih ini, bahwa surga memiliki delapan pintu.
Apa Saja Delapan Pintu Tersebut?
Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَن أنْفَقَ زَوْجَيْنِ مِن شيءٍ مِنَ الأشْياءِ في سَبيلِ اللَّهِ،
دُعِيَ مِن أبْوابِ، – يَعْنِي الجَنَّةَ، – يا عَبْدَ اللَّهِ هذا خَيْرٌ، فمَن
كانَ مِن أهْلِ الصَّلاةِ دُعِيَ مِن بابِ الصَّلاةِ، ومَن كانَ مِن أهْلِ
الجِهادِ دُعِيَ مِن بابِ الجِهادِ، ومَن كانَ مِن أهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِن
بابِ الصَّدَقَةِ، ومَن كانَ مِن أهْلِ الصِّيامِ دُعِيَ مِن بابِ الصِّيامِ،
وبابِ الرَّيّانِ
“Siapa yang berinfaq sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: wahai hamba Allah ini adalah hasil kebaikanmu! Jika ia ahli shalat, maka akan dipanggil dari babus shalah (pintu shalat), jika ia ahli jihad maka akan dipanggil dari babul jihad (pintu jihad), jika ia ahli sedekah maka akan dipanggil dari babus shadaqah (pintu sedekah), jika ia ahli puasa maka akan dipanggil dari pintu puasa atau babur rayyan (pintu ar Rayyan)” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no.1027).
Al Qadhi ‘Iyadh rahimahullah mengomentari hadits ini:
ذكر مسلم في هذا الحديث من أبواب الجنة أربعة، وزاد غيره بقية
الثمانية، فذكر منها: باب التوبة، وباب الكاظمين الغيظ، وباب الراضين، والباب
الأيمن الذي يدخل منه مَن لا حساب عليه
“Imam Muslim dalam hadits ini menyebutkan 4 pintu surga, kemudian beliau menyebutkan 4 sisanya. Diantaranya: babut taubah (pintu taubat), babul kazhiminal ghaizha (pintu menahan marah), babur radhiin (pintu ridha), dan babul ayman (pintu kanan) yang dimasuki oleh orang yang masuk surga tanpa hisab” (At Tadzkirah bi Ahwalil Mauta wal Akhirah, 16/183).
Kemudian dalam penjelasan yang lain, dari Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah, beliau menjelaskan:
وقع في الحديث ذكر أربعة أبواب من أبواب الجنة … وبقي من الأركان الحج
فله باب بلا شك، وأما الثلاثة الأخرى فمنها” باب الكاظمين الغيظ والعافين عن
الناس… ومنها: باب الأيمن وهو باب المتوكلين الذي يدخل منه من لا حساب عليه
ولاعذاب. وأما الثالث: فلعله باب الذكر، فإن عند الترمذي ما يومئ إليه، ويحتمل أن
يكون باب العلم
“Di dalam hadits disebutkan 4 pintu surga … kemudian orang yang melaksanakan rukun-rukun haji ia akan mendapatkan pintu khusus, tanpa keraguan. Tersisa 3 pintu lagi, diantaranya babul kazhiminal ghaizha wal ‘afina ‘anin naas (pintu menahan marah dan memaafkan manusia) … diantaranya juga babul ayman (pintu kanan) yaitu pintu yang dimasuki orang-orang yang sempurna tawakalnya sehingga masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab. Adapun yang ketiga, bisa jadi adalah babudz dzikri (pintu dzikir). Karena terdapat hadits riwayat Tirmidzi yang mengisyaratkan hal itu. Atau bisa jadi adalah babul ilmi (pintu ilmu)” (Fathul Baari, 7/34).
Juga terdapat hadits tentang babul walid (pintu berbakti pada orang tua). Dari Abud Darda’ radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda
الوالِدُ أوسطُ أبوابِ الجنَّةِ، فإنَّ شئتَ فأضِع ذلك البابَ أو
احفَظْه
“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika engkau mau menyia-nyiakannya, silakan. Atau jika engkau mau menjaganya, silakan” (HR. Tirmidzi no.1900, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, no. 914).
Dari hadits dan penjelasan-penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa pintu surga ada delapan, namun yang disepakati ulama ada empat:
Babus shalah (pintu shalat), yang dimasuki oleh orang-orang yang mendirikan shalat
Babul jihad (pintu
jihad), yang dimasuki oleh orang-orang yang berjihad di jalan Allah.
Babus shadaqah
(pintu sedekah), yang dimasuki oleh orang-orang yang gemar bersedekah.
Babur rayyan (pintu
ar rayyan) atau disebut juga babus shiyam (pintu puasa), yang dimasuki oleh
orang-orang yang berpuasa.
Namun empat sisanya
ulama berbeda pendapat. Diantara kemungkinannya adalah,
Babul kazhiminal ghaizha (pintu menahan marah), yang dimasuki oleh orang-orang yang bisa menahan amarahnya.
Babul ayman (pintu
kanan), yang dimasuki oleh orang-orang yang sempurna tawakalnya.
Babur radhiin (pintu
ridha), yang dimasuki oleh orang-orang yang ridha kepada takdir Allah.
Babut taubah (pintu
taubat), yang dimasuki oleh orang-orang yang bertaubat nasuha.
Babul walid (pintu
berbakti pada orang tua), yang dimasuki oleh orang-orang yang berbakti kepada
orang tua.
Babul hajji (pintu
haji), yang dimasuki oleh orang-orang yang menyempurnakan hajinya.
Babudz dzikri (pintu
dzikir), yang dimasuki oleh orang-orang yang banyak berdzikir
Babul ilmi (pintu
ilmu), yang dimasuki oleh orang-orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat.
‘Ala kulli haal, yang lebih penting bagi kita adalah berusaha mengamalkan amalan-amalan di atas agar kita layak memasuki pintunya di surga kelak. Jangan sampai ketika surga memiliki delapan pintu namun tidak ada satupun yang terbuka untuk kita. Allahumma inna nas’alukal jannah wa na’udzubika minannar.
**
Penulis: Yulian
Purnama
Artikel: Muslim.or.id
0 Komentar