Faedah Surat Al Qoriah
Surat Al-Qoriah
Powered by mp3skull.com
Powered by mp3skull.com
Dalam tulisan yang
singkat ini, kami akan menghadirkan sedikit penjelasan mengenai Tafsir Surat Al
Qori'ah, tulisan kami beberapa tahun silam. Semoga bermanfaat.
Diceritakan dalam
surat Al Qori’ah :
(1) Hari Kiamat, (2) apakah hari Kiamat itu? (3) Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? (4) Pada hari itu manusia adalah seperti laron yang bertebaran, (5) dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (6). Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, (7) maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. (8) Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, (9) maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (10) Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (11) (Yaitu) api yang sangat panas.
(1) Hari Kiamat, (2) apakah hari Kiamat itu? (3) Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? (4) Pada hari itu manusia adalah seperti laron yang bertebaran, (5) dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (6). Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, (7) maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. (8) Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, (9) maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (10) Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (11) (Yaitu) api yang sangat panas.
Ketahuilah bahwasanya Al
Qori’ah merupakan salah satu nama kiamat sebagaimana
kiamat juga dinamakan Al Haqqoh danAl Ghosiyah.
Kenapa dinamakan
demikian? Karena pada saat itu hati begitu gelisah karena terkejut (takut).
Kemudian Allah berfirman,’Apa itu Al Qori’ah’? Konteks kalimat ini dalam
konteks kalimat tanya. Para ulama mengatakan bahwa setiap konteks kalimat
seperti ini menunjukkan sangat besar dan ngerinya perkara yang
disebutkan.
Pada ayat
selanjutnya Allah berfirman (yang artinya), ’Pada hari itu manusia adalah
seperti firosy yang bertebaran’.
Apa itu firosy?
Apa itu firosy?
Para ulama
mengatakan bahwa firosy adalah binatang kecil yang beterbangan.
Tatkala ada cahaya
pada malam hari binatang itu saling berdesakan dan berebutan. Binatang ini
penglihatannya begitu lemah sehingga tidak tahu arah dan tujuan. Itulah
gambaran keadaan manusia tatkala hari kiamat, tatkala bangkit dari
kuburnya. Manusia sangat bingung, berdesak-desakan tanpa tahu arah dan tujuan.
Kemudian bagaimana
keadaan gunung-gunung yang terpancang begitu kokohnya di bumi ini? Allah
berfirman mengenai hal tersebut, ”dan gunung-gunung adalah seperti ’ihni yang
dihambur-hamburkan”.
Para ulama
mengatakan bahwasanya ’ihni di situ adalah bulu domba (shuf). Ada
pula yang mengatakan bahwa ’ihni adalah kapas. Jadi ’ihni adalah suatu benda
yang sangat ringan. Yang apabila diletakkan pada tangan, bulu (kapas) akan
berhamburan tidak karuan. Itulah keadaan bumi pada hari kiamat nanti.
Gunung-gunung akan hancur luluh sebagaimana dijelaskan pada firman Allah
lainnya,
”Dan gunung-gunung
dihancur luluhkan seluluh-luluhnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan.”
(QS. Al Waqi’ah [56] : 5-6)
Kemudian pada hari
kiamat nanti Allah akan membagi manusia menjadi dua golongan.
Yang pertama adalah : yang berat timbangannya, maksudnya adalah berat timbangan kebaikan daripada kejelekannya.
Yang kedua adalah : yang ringan timbangannya, maksudnya adalah berat timbangan kejelekannya daripada kebaikannya.
Yang pertama adalah : yang berat timbangannya, maksudnya adalah berat timbangan kebaikan daripada kejelekannya.
Yang kedua adalah : yang ringan timbangannya, maksudnya adalah berat timbangan kejelekannya daripada kebaikannya.
Untuk golongan
pertama, Allah menjanjikan kepada mereka ’berada dalam kehidupan yang
diridhoi’. Masya Allah!! Semoga Allah memudahkan kita termasuk golongan yang
pertama ini. Itulah balasan bagi orang yang beriman dan beramal sholih. Allah
menjanjikan bagi mereka kehidupan yang menyenangkan, tidak ada kesusahan, tidak
ada lagi kesedihan dan rasa takut. Semua akan mendapatkan ketenangan di
dalamnya yaitu hidup di surga yang kekal.
Sedangkan golongan
kedua adalah golongan yang sangat menyedihkan kehidupannya. Semoga Allah
menjauhkan kita darinya. Di mana golongan ini adalah golongan yang ringan
timbangan kebaikannya. Dan di sini ada dua kemungkinan, bisa saja orang kafir
yang tidak punya kebaikan sama sekali dan orang muslim yang lebih banyak
kejelakan daripada kebaikannya.Na’udzu billahi min dzalik.
Bagaimana kondisi
golongan yang kedua ini? Allah berfirman,
”Dan adapun
orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah
neraka Hawiyah.”
Apa yang
dimaksud ummu dalam ayat tersebut? Ada dua tafsiran mengenai
hal tersebut. Sebagian ulama menafsirkan ummuadalah tempat
kembali. Padahal ummu secara bahasa berarti ibu. Kenapa disebut demikian?
Karena tempat kembali seseorang adalah ibunya. Tatkala nangis pasti akan menuju
ke ibunya agar redah.
Ada sebagian ulama
yang mengatakan bahwa ummu adalah otak kepala.
Maksudnya adalah seseorang akan dilemparkan di neraka dengan otaknya
(kepalanya). Nas’alullahas salamah (kita memohon kepada Allah keselamatan dari
hal itu). Makna keduanya bisa kita gunakan.
Kemudian apa itu
Hawiyah? (Yaitu) api yang sangat panas. Dan ingatlah panasnya api neraka
tidaklah sama dengan api di dunia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,”
Panas api kalian
di dunia hanya 1/70 bagian dari panas api jahannam.” (HR. Bukhari).
Masya Allah!! Berarti sangat dahsyat sekali siksaan di
dalamnya.
Lihatlah di sini
Allah menyebut mizan (timbangan). Di akhirat kelak Allah, setiap orang
bersama dengan amalan dan catatan amalnya akan
ditimbang pada satu timbangan. Namun ingat walaupun di sini dikatakan yang
ditimbang adalah orangnya dan amalan serta kitabnya, bukan berarti orang yang
gemuk, timbangannnya akan menjadi berat.
Terdapat dalam
hadits bahwa datang seorang laki-laki yang besar badannya pada hari kiamat. Di
sisi Allah, tidaklah satu lengan tangannya dapat mengganti berat dosa-dosanya
yang menumpuk.
Kemudian dikatakan dalam hadits lainnya bahwa bekas nampan memberi orang minum lebih berat dari gunung Uhud. Masya Allah.
Kemudian dikatakan dalam hadits lainnya bahwa bekas nampan memberi orang minum lebih berat dari gunung Uhud. Masya Allah.
Rujukan
utama : Tafsir Al
Baghowi dan Tafsir Juz ‘Amma Al ‘Utsaimin
Semoga Allah
membalas amalan ini. Amin. (Sumber:
rumasyo)
0 Komentar