Dibalik Keajaiban Khamar
Brewing.
Demikian pembuatan khamar sering disebut, minuman haram yang banyak diminati di
dunia bagi orang kafir, dan paling dihindari oleh orang-orang yang takut kepada
Allah. Tetapi di dalamnya terdapat dua hal yang berlawanan. Di satu sisi khamar
adalah barang yang berbahaya tapi di dalamnya juga terdapat keajaiban Allah
seperti disebut dalam Al Qur’an surat An Nahl ayat 67. Dan ternyata keajaiban
di dalamnya ini diakui, baik oleh orang kafir yang mengonsumsi dan membuatnya
maupun orang Islam yang berusaha memahami Quran dan tanda-tanda kebesaran Allah
di dalam ciptaan-Nya.
Pada acara “What’s that about?” dalam Discovery Science membahas tentang bagaimana proses pembuatan bir dalam jumlah jutaan botol setiap tahun, yang dalam proses pembuatan ini harus menghasilkan bir dengan rasa yang sama dan tidak berubah pada setiap botolnya. Untuk pembuatan dalam jumlah sedikit tentu hal ini tidak akan menjadi masalah, tapi bila jumlah jutaan tentunya akan sangat sulit.
Pada acara “What’s that about?” dalam Discovery Science membahas tentang bagaimana proses pembuatan bir dalam jumlah jutaan botol setiap tahun, yang dalam proses pembuatan ini harus menghasilkan bir dengan rasa yang sama dan tidak berubah pada setiap botolnya. Untuk pembuatan dalam jumlah sedikit tentu hal ini tidak akan menjadi masalah, tapi bila jumlah jutaan tentunya akan sangat sulit.
Kita
bisa mengambil hikmah dari acara ini yang ternyata intinya adalah menjelaskan
kebenaran Al Quran surat An Nahl ayat 67. Allah Ta’ala berfirman, yang
artinya, “Dan
dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rizki yang
baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.”
Mengapa dalam ayat ini Allah menyatakan
bahwa terdapat tanda kebesaran Allah padahal minuman ini memabukkan dan haram?
Diketahui ternyata cara pembuatannya membutuhkan kecanggihan dan teknologi yang
tinggi, yang saat ini dibuat oleh orang-orang kafir. Dan hal ini tidak kita
temukan dalam pembuatan minuman yang lain seperti teh, kopi, cendol, dll.
Sehingga tidak mengherankan pula bahwa
khamar (yang tidak memabukkan) juga akan menjadi minuman di surga nanti.
Subhanallah.
Allah
Ta’ala berfirman, yang artinya, “Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi
khamar dari sungai yang mengalir. (warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi
orang-orang yang minum. Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada
mabuk karenanya.” (Qs. Ash Shaaffaat
45-47)
“Mereka diberi minum dari ‘rohiq’ yang dilak
(tempatnya)…” (Qs. Al Muthafifin 25). ‘Rohiq’ maknanya adalah khamar
yang bersih dari kotoran (Tafsir
Jalalain halaman 599)
Mari sedikit kita cermati proses
pembuatannya.
Dalam proses pembuatan bir atau minuman anggur ternyata memerlukan tahap-tahap yang sangat kritis dan memerlukan peralatan yang benar-benar harus sempurna. Apalagi untuk membuat jutaan botol berisi khamar dengan rasa dan bau yang sama.
Dalam proses pembuatan bir atau minuman anggur ternyata memerlukan tahap-tahap yang sangat kritis dan memerlukan peralatan yang benar-benar harus sempurna. Apalagi untuk membuat jutaan botol berisi khamar dengan rasa dan bau yang sama.
Perlu
diketahui prinsip brewing adalah yeast akan merubah glukosa menjadi alkohol dan
karbondioksida. Kalau kita amati dalam bahasa Arab ‘sukkaru‘ berarti manis dan
‘sukaaraa‘ berarti yang memabukkan. Ternyata minuman yang memabukkan tersebut memang
berasal dari glukosa/gula yang diubah menjadi alkohol dan karbondioksida oleh
yeast/ragi.
Ada
7 tahap pada proses yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. Memerlukan
kontrol komputer yang sangat ketat. Kontrol ini meliputi suhu, waktu, buih,
tangki, dan pembersihan tangkinya. Bahkan oleh para pembuatnya proses ini
dikatakan “as
a magic“.
Suhu
pembuatan, waktu pencampuran, fermentasi harus benar-benar tepat, buihnya pada
saat memproses bir ini harus sempurna, tangki serta pipa harus memiliki
persyaratan yang sangat ketat. Tangki dan pipa aluminium harus benar-benar
halus, rata seperti gelas/kaca, tangki-tangki ini dibuat secara khusus oleh
perusahaan tersendiri. Akurasi pemotongan pipa untuk sambungannya adalah 1:1000
mm, dengan pengelasan/welding khusus
untuk menghasilkan sambungan yang benar-benar rata dan halus.
Setelah
tangki dan pipa selesai masih harus dicek dengan endoscopy untuk memastikan kehalusan permukaan dalam pipa dan
tangki tersebut. Kekasaran permukaan tangki dan pipa sangat kecil dengan
toleransi 1/10 ketebalan kertas fotocopy. Kekasaran yang lebih dari batas ini
ataupun ‘microscopic
roughness‘ bisa menyebabkan tumbuhnya
mikroorganisme/bakteri yang akan menganggu proses fermentasi. Di sisi luar
tangki, perlu diselubungi dengan jaket (suatu bahan logam lain yg
menutupi/melindungi tangki) untuk melindungi suhu tangki dari pengaruh
panas/udara luar. Karena tinggi dan rendahnya temperatur akan
menghasilkan rasa dan warna bir yang berbeda.
Selain itu diperlukan ahli kimia khusus
untuk membersihkan tangki dan pipa sebelum digunakan. Dengan proses pembersihan
yang sangat rumit dan sangat teliti untuk memastikan pipa dan tangki (terutama
bagian dalam) benar-benar bersih dan steril. Pembersihan ini sangat diperlukan
ntuk menghindari bakteri. Sama halnya dengan kriteria kehalusan dan kelicinan
permukaan dalam pipa, tangki dan sambungannya, juga untuk menghindari timbul
dan berkembangnya bakteri. Bakteri ini sebenarnya tidak berbahaya bagi
peminumnya (mengingat bir ini akhirnya akan mengandung/menghasilkan alkohol)
tetapi sangat berpengaruh pada rasa yaitu mengakibatkan rasa bir menjadi hambar
(menurut pengkonsumsi bir), karena bakteri dan sinar matahari akan menyebabkan
terjadinya pemecahan molekul sehingga rasa bir menjadi tidak enak. Selain itu
penambahan nitrogen pada bir kadang diperlukan untuk mengubah tekstur bir,
sehingga warna botol penyaji minuman ini pun khusus, biasanya berwarna hijau.
Untuk saran penyajiannya disarankan
menggunakan gelas kaca yang benar-benar halus dan harus benar-benar bersih,
serta disimpan di tempat yang bebas debu. Botol-botol untuk tempat bir dalam
perusahaan pembuatnya, diukur dan diperiksa dengan sangat teliti menggunakan
scanning computer yang diproses dengan image prosessing untuk mendeteksi adanya
ketidaksempurnaan/kecacatan botol yang walaupun hanya sangat kecil. Botol yang
tidak lolos akan di-recycle. Pengukuran dan persyaratan dalam range yang sangat
ketat, mendekati exact. Hanya botol-botol yang sempurna dan lolos
persyaratan tinggi itulah yang bisa digunakan. Selain itu warna kaca botol juga
akan mempengaruhi rasa dari bir tersebut.
Saudaraku,
ternyata Allah Ta’ala berfirman di dalam Al Qur’an surat Al Insaan 16, yang
artinya, “(yaitu)
kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah mereka ukur dengan
sebaik-baiknya.”
Di
surga, minuman tersebut ditempatkan pada gelas kaca yang telah diukur dengan
ketepatan yang exact, ketepatan ukuran yang sudah pasti, karena di dunia
pun orang kafir sudah tahu bahwa pengukuran yang tidak tepat dari gelas untuk
minum alkohol akan mengubah rasa dan teksturnya.
Diungkapkan pula bahwa pembuatan bir-bir
tersebut menggunakan resep-resep yang sudah berumur ratusan tahun. Ada banyak
resep dengan berbagai macam campuran untuk menghasilkan cita rasa yang
berbeda. Perbedaan waktu fermentasi dan suhu akan menghasilkan khamar yang
berbeda, baik dari rasa maupun warna, apalagi berbeda campuran atau bahan-bahan
yang dipakai. Campuran yang dipakai misalnya bunga-bunga tertentu, biji-bijian,
madu, kopi, kurma dan sebagainya yang biasanya sangat dirahasiakan oleh
pabriknya.
Tetapi
Allah telah memilihkan minuman bagi orang beriman di surga dengan campuran yang
khusus. Sebagai minuman surga, khamar juga
disebutkan mempunyai bermacam-macam campuran yang pastinya lebih nikmat, resep
yang tiada tandingannya dan merupakan minuman pilihan. Di dalam Al Qur’an surat
Al Insaan ayat 17-18 campurannya jahe yang diperoleh dari sungai Salsabila di
surga, di Al Qur’an surat Al Muthafifin ayat 27 campuran dari mata air Tasnin,
dan di Al Qur’an surat Al Muthafifin ayat 6 campuran air Kaafur.
Ternyata untuk membuat bir dalam jumlah
banyak dengan rasa dan bau yang sama untuk setiap botolnya memerlukan proses
yang sangat sulit. Perlu pengontrolan yang ketat, teknik pembuatan yang sangat
canggih, teknik pembersihan pipa dan tangki yang sempurna, serta suhu yang
tepat, waktu fermentasi yang tepat, dan botol yang sempurna. Jadi, untuk
membuat minuman tersebut mempunyai rasa dan bau yang sama tidaklah mudah.
Bahkan sangatlah sulit. Oleh karena itu, mengapa di dalam Al Quran Allah
menyatakan bahwa minuman di surga tiada berubah rasa dan baunya? Karena salah
satu yang kita tahu saat ini, ternyata untuk membuat demikian adalah sangat
sulit dan diperlukan teknologi yang canggih.
Allah
Ta’ala berfirman, yang artinya, “(Apakah)
perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa
yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya,
sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari
khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang
disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan
ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan
diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya.” (Qs. Muhammad: 15)
Bir ini bisa tahan sampai ratusan tahun,
semakin lama botol ini disimpan akan semakin mahal dan katanya semakin lezat,
sehingga sebuah perusahaan bir menyimpan bir-bir ini dalam terowongan bawah
tanah sepanjang 6 mil dengan sistem pengendalian suhu yang canggih. Bahkan ada
botol-botol yang tersimpan dalam kapal kuno yang tenggelam ratusan tahun dan
berhasil diangkat oleh manusia rasanya semakin ‘enak’.
Perusahaan bir terbesar di dunia
Anheuser-Busch InBev “Budweiser” memproduksi ratusan juta barrels per-tahunnya.
Belum lagi perusahaan-perusahaan lainnya. Produksi yang sangat besar dan
ternyata pengkonsumsinya pun sangat banyak. Padahal Khamar/minuman beralkohol
ini sangat sulit proses pembuatannya, perlu ketelitian, faktor ketepatan yang
tinggi, perlu teknologi yang canggih, memerlukan waktu yang lama, mahal, tidak
menyehatkan dan merusak tubuh, menurut pengalaman peminum rasanya pahit, untuk
menyajikannya perlu gelas diukur dengan baik dan bersih…
Betapa
sulitnya untuk mendapatkan dan minum bir ini… padahal, hal tersebut dilarang
oleh Allah. Allah menyatakannya sebagai minuman/makanan yang haram. Tetapi
manusia tetap bersusah payah mengusahakannya, walau dengan biaya besar dan
memeras otak, hanya untuk menghasilkan dan mengkonsumsi minuman haram… Sehingga
tampaklah bahwa sebenarnya Syaitan berandil di dalamnya, dan tipu daya Syaitan
itu sebenarnya lemah. Akan tetapi karena hawa nafsu manusia dan kebodohan
manusia, Syaitan berhasil membutakan manusia. Semoga Allah selalu menjaga kita
dalam petunjuk dan jalan kebenarannya, serta dalam menjaga ketaatan kepada
Allah. Aamiin.
Itulah sekelumit pembuatan bir, yang
memerlukan kerjasama ilmuwan-ilmuwan dari berbagai bidang ilmu untuk meneliti dan
menghasilkan minuman bir. Dengan penelitian yang cukup canggih, itupun mereka
para ahli pembuat bir ini mengatakan bahwa proses fermentasi tersebut masih
merupakan misteri bagi mereka dan proses pembuatan bir ini menurut mereka
adalah suatu keajaiban. Sayangnya mereka tidak bertakwa kepada Allah, tidak
mengingat siapa yang menciptakannya, tidak bersyukur kepada Penciptanya, dan
mengkonsumsi yang dilarang Allah.
Sedangkan
kita kaum muslim harus bisa mengambil manfaat dari apa yang mereka lakukan
untuk lebih bersyukur dan lebih tunduk hanya kepada Allah karena tanda-tanda
kebesaran-Nya semakin nyata. Memang manusia berusaha memberi nama khamar dengan
nama yang indah, seperti kata “bir” yang dalam bahasa
Arab “al
birru” artinya adalah kebaikan, tapi di dunia
ini khamar akan tetap sebagai minuman yang tidak baik dan yang menjadi amalan
Syaitan sehingga harus kita jauhi.
Allah
Ta’ala berfirman, yang artinya, “Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.” (Qs. al-Maidah: 90)
Akan
tetapi, di surga kelak khamar akan menjadi al-birru (kebaikan) yang sesungguhnya. Kebaikan bagi
hamba-hamba Allah yang menjauhinya di dunia. Insyaa Allah. Wallahu a’lam.
Hanya karena petunjuk, penerangan dan
tuntunan Allah, kebesaran Allah dipahamkan.
Kubang Kerian, Kelantan (Malaysia)
Referensi:
1.
Al-Qur’anul karim dan terjemahan, Depag
RI
2.
Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar, 2007, Pengajian Khudz Aqidataka 1, Lembaga Bimbingan Islam Al-Atsary, Yogyakarta.
3.
Discovery Communication Network, 2007,
What’s that about? Discovery Science, Discovery channel at Astro
Malaysia.
4.
Wikipedia, the free encyclopedia,
brewery, brewing, fermentation
***
Penulis:
Abu Naufal & Ummu Naufal
Muraja’ah: Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar
Artikel www.muslim.or.id
Muraja’ah: Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar
Artikel www.muslim.or.id
0 Komentar