Tahsin Quran, Ilmu Untuk Menyempurnakan Belajar Al Quran

Membaca Al Quran merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam. Oleh karena itu membaca dan juga mempelajari Al Quran hukumnya wajib bagi setiap muslim. Tidak hanya cukup dengan membacanya saja, kitab suci Al Quran tentu harus dipelajari. Setiap muslim diwajibkan untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalam kitab suci Al Quran. Di dalam mempelajari Al Quran pun tidak bisa sembarangan. Ada ilmu-ilmu yang harus dipelajari dalam proses belajar Al Quran, di antaranya yaitu tahsin  Quran.  

Tahsin Quran di dalam Islam mempunyai makna bahwa di dalam membaca Kitab Suci Al Quran haruslah benar dan tepat demi terjaganya keaslian praktik dakwah sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Tahsin sendiri di dalam Bahasa Arab mempunyai arti memperbaiki, memperkaya atau menguatkan. Tahsin Quran juga dapat diartikan sebagai penyempurnaan hal-hal yang berkaitan dengan kesempurnaan lafaz pengucapan huruf-huruf Al Quran dan penyempurnaan dalam pengucapan hukum hubungan di antara huruf dengan huruf yang lain seperti ikhfa, idzhar, idgham, dan yang lainnya.

1. Hukum belajar Tahsin Hukum dalam belajar ilmu Tahsin (Ilmu tajwid) sebagai disiplin ilmu dalam mempelajari Al Quran adalah fardu Kifayah. Sedangkan hukum membaca kitab Suci Al Quran dengan memakai aturan ilmu tajwid adalah Fardu ain. Dengan begitu, membaca Al quran dengan menggunakan tajwid menjadi wajib hukumnya. Siapa pun yang di dalam membaca Al Quran tidak mempergunakan  hukum tajwid maka hukumnya menjadi dosa, karena Allah SWT telah menurunkan Kitab Suci Al Quran beserta tajwidnya. Oleh karena itu di dalam proses membaca Al Quran yang baik dan benar, maka juga diwajibkan untuk mempelajari Ilmu-Ilmu tajwid demi kesempurnaan dalam membaca Al Quran.

2. Tujuan dari Tahsin Tilawah Tujuan utama dari Tahsin Quran sendiri yaitu menjaga lidah dari salah-salah dalam membaca Al Quran. Kesalahan dalam membaca Al Quran sendiri ada 2 macamnya, yaitu Al Lahnul Jaliy dan Al Lahnul Kofiy. Al Lahnul Jaliy adalah kesalahan yang begitu terlihat jelas di kalangan ataupun kalangan ahli tajwid. Kesalahan tersebut antara lain perubahan bunyi, perubahan harakat, memanjangkan huruf yang seharusnya pendek atau pun sebaliknya dll. Kesalahan kedua, Al Lahnul Kofiy yaitu kesalahan kecil yang tidak diketahui, kecuali oleh orang yang tidak mempunyai keahlian khusus dalam penyempurnaan pembacaan Al Quran. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain, tidak digunakannya hukum-hukum bacaan, tidak diterapkannya kaidah ghunnah di dalam huruf-huruf yang semestinya menggunakan ghunnah

3. Manfaat Tahsin Quran Manfaat dari tahsin Quran sendiri antara lain, merupakan cermin keimanan seorang umat muslim terhadap kitab suci Al Quran, Mencapai kualitas yang tinggi di dalam membaca dan juga mempelajari Al Quran dan menghindari kesalahan di dalam membaca Al Quran.










*Ustadz Moh. Ulin Nuha, S.Pd.I, M.S.I

Pernah belajar di Universitas Islam Al-Madinah Al-Munawwarah fakultas Al-Qur'an

Alumnus STIQ An-Nur Yogyakarta

Alumnus Pascasarjana UMY, konsentrasi Psikologi Islam

Biografi Singkat

Pengasuh PP Harun Assyafi’i, Karangkajen, Yogyakarta

Pesantren Harun Asy-Syafi’i saat ini diasuh oleh KH. Moh. Ulin Nuha. Beliau dilahirkan di Kota Kudus, tanggal 19 September 1976. Di tanah kelahirannya, beliau memulai dalam menuntut ilmu Al-Qur’an dan cabang ilmu keagamaan lainnya.

Selanjutnya beliau pindah ke Wonosobo untuk lebih memperdalam ilmu Al-Qur’annya. Pada tahun 1999, beliau mendapat panggilan beasiswa untuk belajar di Kota Nabi, Madinah Saudi Arabia.

Untuk lebih menguatkan kemampuannya di bidang Al-Qur’an beliau mengambil Fakultas Al-Qur’an.

Di Kota Madinah ini, beliau tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengeruk ilmu dari para ulama di Masjid Nabawi. Beliau mendatangi Syaikh Sayyid Lasyin yang merupakan pengajar Al-Qur’an Masjid Nabawi. Di bawah asuhan Syaikh Sayyid Lasyin inilah beliau mendapatkan sanad Al-Qur’an riwayat Hafsh dan Syu’bah.

Pada tahun 2003 beliau pulang ke Indonesia dan selanjutnya dipercaya untuk mengajar Al-Qur’an di PP. Taruna Al-Qur’an.

Ketika Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Harun Asy-Syafi’i berdiri tahun 2009, beliau dipercaya untuk mengasuh pondok ini.


0 Komentar