MADINAH (KRjogja.com) - Banyak jemaah yang mengira, di siang hari kunjungan jemaah haji ke Raudhoh, tempat ijabah untuk berdoa, di Masjid Nabawi Madinah bakal berkurang. Apalagi  sedikitnya 57 ribu jemaah dari Indonesia  yang berada di Madinah sudah diboyong ke Makkah, sehingga beberapa jemaah Indonesia yang berangkat belakangan  berkeyakinan, Raudhoh bakal sepi. Namun, apa yang terjadi, Minggu (29/9) sekitar pukul 10.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau pukul 14.00 WIB hingga saat salat Lohor pada pukul 12.30 WAS, Raudhoh tetap padat tanpa sela. Jemaah terus berdesak-desakkan.

"Saya tadinya memprediksikan pada jam-jam setelah subuh hingga pukul 11.00 WAS, sepi, karena banyak jemaah seusai salat subuh pada kembali ke hotel. Namun, meleset, jemaah tetap banyak," kata Dika Kardi, jemaah haji dari Cirebon.

Ia bersyukur, karena dengan penuh perjuangan, Kardi akhirnya bisa mewujudkan keinginannya, yakni salat dan berdoa di Raudhoh. Walaupun untuk keperluan tersebut ia merasa kurang puas, karena kesempatan  berdoa hanya beberapa menit.  

Dari  pemantauan KR yang ikut berdesak-desakan, untuk bisa sampai di Raudhoh, butuh perjuangan. Terutama menghadapi jemaah yang memiliki tubuh besar dan tinggi. Mereka seperti tak mau mengalah, walaupun badan kita sebenarnya sudah berada di jalur antre sesuai yang diarahkan Asykar (keamanan) di Masjid Nabawi. Namun, tenaga mereka yang begitu kuat menjadikan beberapa jemaah memilih mengalah.  

Ardi, jemaah lain dari Lombok menyatakan sangat berminat masuk Raudhoh. Namun, ia tak memaksa, apalagi jika melihat jumlah jemaah yang menyerbu tempat yang bersebelahan dengan Makam Rosulullah SAW itu. "Kalau bisa memang sangat afdhol berdoa di Raudhoh, tetapi di dalam Masjid Nabawi saja sudah sangat baik," katanya.
Raudhoh adalah tempat antara mimbar Masjid Nabawi dan rumah Nabi Muhammad SAW. Raudhoh bagi Masjid Nabawi, ibarat jantung. Segala akvifitas spiritual jutaan orang yang berkunjung ke Madinah, khususnya ke Masjid Nabawi dipastikan berkeinginan sampai di Raudhoh, walaupun membutuhkan perjuangan berat.

Mungkin tak akan ada masalah bila Raudhoh berada di tempat yang luas. Masalahnya, Raudhoh tidak lebih dari satu ruangan berukuran  6 x 8 meter. Bisa, dibayangkan betapa padatnya jika jutaan jemaah berebutan ingin memasuki ruangan tersebut. Oleh karena itu, seperti banyak pesan jemaah perlu sabar, namun tetap harus lincah agar dapat  merangsek ke arah karpet hijau 'mbladhus' yang menjadi penanda Raudhoh. 

Jemaah hajil Indonesia perlu mencontoh jemaah hajii Turki, yakni jangan datang sendiri-sendiri, melainkan harus berombongan dan tetap rapat, sehingga tak mudah dimasuki jemaah lain. (Obi)-
http://krjogja.com

0 Komentar