Siap Diuji Allah Ketika Hijrah
Hijrah disini artinya
meninggalkan kehidupan yang jauh dari agama menuju kehidupan baru yang berusaha
serius menerapkan ajaran agama.
Mungkin banyak dengar cerita saudara-saudara kita yang hijrah, meninggalkan
riba, meninggalkan musik, meninggalkan pekerjaan haram, meninggalkan bid’ah,
meninggalkan maksiat, kemudian mereka diberi kemudahan-kemudahan setelah
hijrah, rezeki lancar, hidup juga makmur.
Namun itu hanya sebagian dari
kisah-kisah hijrah. Disamping kisah-kisah gemerlap itu, ada kisah-kisah lain.
Ada yang setelah hijrah kemudian berseloroh: “mengapa hidup saya lebih susah
ketika sudah hijrah?“. Ada yang diuji dengan seretnya rezeki. Ada yang
harus mengalami konflik rumah-tangga. Ada yang diuji dengan gangguan dari
keluarganya atau teman-temannya.
Saya katakan, memang begitulah sunnatullah, yang siap hijrah akan diuji!
Allah Ta’ala berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ
يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak
diuji lagi?” (QS. Al Ankabut: 2).
Yang setelah hijrah diberi nikmat dan mudahnya rezeki itu pun ujian, apakah
ia bisa tetap istiqomah dengan nikmat tersebut, ataukah menjadikannya luntur
dan futur?
Yang jelas, setelah hijrah, siap diuji oleh Allah. Harus siap, harus
berani, demi menggapai ridha-Nya dan jannah-Nya.
Surga itu butuh
diperjuangkan. Harus bersabar. Tujuan akhir kita adalah akhirat, dunia itu
sebentar, akhirat itu abadi. Dunia itu hina, kemenangan di akhirat itu
kemuliaan!
Semoga Allah memberi taufiq. (Sumber: kangaswad.wordpress.com)
0 Komentar