Surah Al Mulk - Ustadz Abdul Qadir - KEUTAMAAN SURAT AL MULK
Keutamaan Surat Al
Mulk, Mencegah dari Siksa Kubur
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi
kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Dalam beberapa
kesempatan kita telah membahas tuntas surat Al Mulk berisi tafsir dan faedah
berharga di dalamnya. Saat ini kami akan menghadirkan keutamaan surat Al Mulk.
Akan kita saksikan nantinya bahwa surat Al Mulk memiliki fadhilah luar biasa
yaitu untuk mencegah siksa kubur dan mudahnya mendapatkan syafa’at setelah
kematian. Tentu saja hal ini mesti kita tinjau terlebih dahulu keshahihan
hadits-haditsnya. Semoga sajian ini bermanfaat.
Hadits Pertama
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَبَّاسٍ الْجُشَمِىِّ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ
-صلى الله عليه وسلم- قَالَ إِنَّ سُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً
شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِىَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ
الْمُلْكُ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan
pada kami Muhammad bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari
Qotadah, dari ‘Abbas Al Jusyamiy, dari
Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Ada
suatu surat dari al qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi
syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu: “Tabaarakalladzii
biyadihil mulku… (surat Al Mulk)” (HR. Tirmidzi no. 2891, Abu Daud no.
1400, Ibnu Majah no. 3786, dan Ahmad 2/299).
Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “’Abbas Al Jusyamiy
tidak diketahui mendengar hadits dari Abu Hurairah. Akan tetapi Ibnu Hibban
menyebutkan perowi tersebut dalam Ats Tsiqqot. Hadits tersebut
memiliki syahid (penguat) dari hadits yang shahih dari Anas, dikeluarkan oleh
Ath Thobroni dalam Al Kabir dengan sanad yang shahih.” (Nailul Author 2/227)
Penilaian hadits:
1. Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa At Tirmidzi
dalam Al Jaami’ Ash Shohih Sunan At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits
tersebut hasan.
2. Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al
Fatawa (22/277) mengatakan bahwa hadits tersebut shahih.
3. Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani dalam
Nailul Author (2/227) mengatakan bahwa hadits tersebut memiliki penguat dengan
sanad yang shahih.
4. Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jaami’
(2091) mengatakan bahwa hadits tersebut hasan.
5. Syaikh Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa
hadits tersebut tidak shahih. Karena yang mentsiqohkan
‘Abbas Al Jusyamiy hanyalah Ibnu Hibban, tidak yang lainnya. Sedangkan Ibnu
Hibban sudah terkenal sebagai orang yang mutasahil (bermudah-mudahan dalam
mentsiqohkan). Namun ada beberapa atsar yang menguatkan hadits ini. (Lihat
At Tashil li Ta’wilit Tanzil Juz-u Tabarok, hal. 64)
Hadits kedua
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِى الشَّوَارِبِ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
عَمْرِو بْنِ مَالِكٍ النُّكْرِىُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى الْجَوْزَاءِ عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ ضَرَبَ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم-
خِبَاءَهُ عَلَى قَبْرٍ وَهُوَ لاَ يَحْسِبُ أَنَّهُ قَبْرٌ فَإِذَا فِيهِ
إِنْسَانٌ يَقْرَأُ سُورَةَ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ حَتَّى
خَتَمَهَا فَأَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنِّى ضَرَبْتُ خِبَائِى عَلَى قَبْرٍ وَأَنَا لاَ أَحْسِبُ أَنَّهُ قَبْرٌ
فَإِذَا فِيهِ إِنْسَانٌ يَقْرَأُ سُورَةَ تَبَارَكَ الْمُلْكُ حَتَّى خَتَمَهَا.
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « هِىَ الْمَانِعَةُ هِىَ
الْمُنْجِيَةُ تُنْجِيهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ
حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ. وَفِى الْبَابِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy
Syawarib telah menceritakan kepada kami Yahya bin ‘Amru bin Malik An
Nukri dari Ayahnya dari Abul Jauza` dari Ibnu Abbas, ia
berkata; “Sebagian sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat
kemah di atas pemakaman, ternyata ia tidak mengira jika berada di pemakaman,
tiba-tiba ada seseorang membaca surat Tabaarokalladzi bi yadihil mulk (Maha
Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan) “, sampai selesai. Kemudian
dia datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata; “Wahai Rasulullah sesungguhnya, aku membuat kemahku di atas kuburan
dan saya tidak mengira jika tempat tersebut adalah kuburan, kemudian ada
seseorang membaca surat Tabarok (surat) Al Mulk sampai selesai, ” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia adalah penghalang, dia adalah
penyelamat yang menyelamatkannya dari siksa kubur.” Abu Isa (At Tirmidzi)
berkata; Dari jalur ini, hadits ini hasan gharib. Dan dalam bab ini, ada hadits
dari Abu Hurairah. (HR. Tirmidzi no. 2890)
Dalam hadits ini
terdapat perowi dho’if yaitu Yahya bin Amru bin Malik. Yahya bin Ma’in, Abu
Zur’ah, Abu Daud dan An Nasai menilainya dho’if. (Tahdzibul Kamal, 20/182)
Penilaian hadits:
1. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini dho’if sebagaimana dalam Dho’iful Jaami’ (6101).
2. Syaikh Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa
sanad hadits ini dho’if. (Lihat At Tashil li Ta’wilit Tanzil Juz-u Tabarok,
hal. 64)
Hadits ketiga
حَدَّثَنَا
هُرَيْمُ بْنُ مِسْعَرٍ – تِرْمِذِىٌّ – حَدَّثَنَا الْفُضَيْلُ بْنُ عِيَاضٍ عَنْ
لَيْثٍ عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه
وسلم- كَانَ لاَ يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ (الم تَنْزِيلُ) وَ (تَبَارَكَ الَّذِى
بِيَدِهِ الْمُلْكُ ). قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ رَوَاهُ غَيْرُ وَاحِدٍ
عَنْ لَيْثِ بْنِ أَبِى سُلَيْمٍ مِثْلَ هَذَا. وَرَوَاهُ مُغِيرَةُ بْنُ مُسْلِمٍ
عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- نَحْوَ
هَذَا. وَرَوَى زُهَيْرٌ قَالَ قُلْتُ لأَبِى الزُّبَيْرِ سَمِعْتَ مِنْ جَابِرٍ
فَذَكَرَ هَذَا الْحَدِيثَ. فَقَالَ أَبُو الزُّبَيْرِ إِنَّمَا أَخْبَرَنِيهِ
صَفْوَانُ أَوِ ابْنُ صَفْوَانَ وَكَأَنَّ زُهَيْرًا أَنْكَرَ أَنْ يَكُونَ هَذَا
الْحَدِيثُ عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ.
Telah menceritakan kepada kami Huraim bin Mis’ar At Tirmidzi telah
menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Iyadh dari Laits dari Abu Az Zubair dari
Jabir bahwa, “Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidur hingga beliau
membaca Alif laam miim tanzil (surat As Sajdah) dan Tabarokalladzi bi yadihil
mulk (surat Al Mulk).”
Abu Isa (At Tirmidzi)
berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh beberapa perawi dari Laits bin Abu
Sulaim seperti ini, dan diriwayatkan pula oleh Mughirah bin Muslim dari Abu Az
Zubair dari Jabir dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti ini. Zuhair
meriwayatkan, katanya; “Aku bertanya kepada Abu Zubair; “Apakah kamu mendengar
dari Jabir?” Ia pun menyebut hadits ini. Abu Az Zubair mengatakan; Hanya
Shafwan atau Ibnu Shafwan yang mengabarkannya kepadaku. Sepertinya Zuhair
mengingkari hadits ini dari Abu Az Zubair dari Jabir.
Penilaian hadits:
1. Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa
hadits ini ghorib dan ada dua ‘illah (cacat), yaitu Abu Az Zubair, (seorang
perowi mudallis ) yang meriwayatkan dengan mu’an’an dan dho’ifnya Al
Laits.(Nataij Al Afkar, 3/265)
2. Syaikh Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa
hadits ini terdapat ‘illah (cacat). Laits bin Abu Sulaim adalah seorang perowi
yang dho’if karena seringnya ia keliru. Juga Abu Az Zubair dinilai sebagai
seorang perowi mudallis. Sedangkan di sini ia tidak gunakan lafazh mendengar,
namun menggunakan lafazh ‘an (=dari), maka sanad hadits tersebut dho’if. (Lihat
At Tashil li Ta’wilit Tanzil Juz-u Tabarok, hal. 64)
Hadits keempat
أخبرنا
عبيد الله بن عبد الكريم وقال حدثنا محمد بن عبيد الله أبو ثابت المدني قال حدثنا
بن أبي حازم عن سهيل بن أبي صالح عن عرفجة بن عبد الواحد عن عاصم بن أبي النجود عن
زر عن عبد الله بن مسعود قال : من قرأ { تبارك الذي بيده الملك } كل ليلة منعه
الله بها من عذاب القبر وكنا في عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم نسميها المانعة
وإنها في كتاب الله سورة من قرأ بها في كل ليلة فقد أكثر وأطاب
Telah menceritakan pada kami ‘Ubaidullah bin ‘Abdil Karim, ia berkata,
telah menceritakan pada kami Muhammad bin ‘Ubaidillah Abu Tsabit Al Madini, ia
berkata, telah menceritakan pada kami Ibnu Abi Hazim, dari Suhail bin Abi
Sholih, dari ‘Arfajah bin ‘Abdul Wahid, dari ‘Ashim bin Abin Nujud, dari
Zarr, dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Barangsiapa
membaca “Tabarokalladzi bi yadihil mulk” (surat Al Mulk) setiap malam, maka
Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menamakan surat tersebut “al Mani’ah” (penghalang dari siksa
kubur). Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah. Barangsiapa
membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.”
(HR. An Nasai dalam Al Kabir 6/179 dan Al Hakim. Hakim mengatakan bahwa sanad
hadits tersebut shahih)
Riwayat di atas mauquf, hanya perkataan ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu.
Penilaian hadits:
1. Hakim mengatakan bahwa sanad hadits
tersebut shahih. Sebagaimana dinukilkan oleh Al Mundziri
dalam At Targhib wa At Tarhib (2/294).
2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
tersebut hasan sebagaimana dalam Shahih At Targhib wa
At Tarhib (1589).
Kesimpulan Pembahasan Hadits
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa riwayat yang paling
kuat yang membicarakan keutamaan surat Al Mulk adalah riwayat
terakhir dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Riwayat tersebut
bukanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun hanya
perkataan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Keutamaan surat Al
Mulk yang disebutkan dalam riwayat Ibnu Mas’ud adalah:
1. Surat Al Mulk disebut dengan surat al
Mani’ah, yaitu penghalang dari siksa kubur jika rajin membacanya di malam
hari.
2. Membaca surat Al Mulk di malam hari adalah
suatu kebaikan.
Catatan penting yang mesti diperhatikan:
Keutamaan surat ini bisa diperoleh jika
seseorang rajin membacanya setiap malamnya, mengamalkan hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya, mengimani berbagai berita yang disampaikan di dalamnya.
Keterangan dari Para Ulama yang Duduk di Al Lajnah Ad Daimah (Komisi Fatwa
Saudi Arabia)
Pertanyaan: Apakah surat
Al Mulk (tabaarokalladzi bi yadihil mulk …) jika dibaca setiap malam akan
memberi syafa’at ketika mati bagi orang yang membacanya?
Jawaban: Hadits yang
membicarakan hal tersebut dikeluarkan oleh Abu Daud dalam sunannya dengan teks:
Telah menceritakan pada kami ‘Amr bin Marzuq, telah menceritakan pada kami
Syu’bah, telah menceritakan pada kami Qotadah, dari ‘Abbas Al Jusyamiy, dari
Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda, “Ada suatu surat dari al Qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat
dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu:
“Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (surat Al Mulk)”. Al Mundziri dalam
mukhtashornya mengatakan bahwa hadits tersebut dikeluarkan oleh An Nasai dan
Ibnu Majah. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan. Akan tetapi,
dalam sanadnya terdapat perowi yang dho’if.
Oleh karena itu,
diharapkan bagi siapa yang mengimani isi surat ini, menghapalkannya, mengharap
wajah Allah dengan menarik pelajaran berharga di dalamnya serta mengamalkan
hukum yang ada di dalamnya, semoga mendapatkan syafa’at karena membacanya.
Wa billahit taufiq. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga
dan sahabatnya.
[Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, pertanyaan
keenam dari fatwa no. 9604, 4/334-335. Yang menandatangani fatwa ini: Syaikh
‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz selaku ketua, Syaikh ‘Abdurrozaq ‘Afifi
selaku wakil ketua, Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayan selaku anggota]
Semoga kajian dari kami mengenai surat Al Mulk bisa menjadi ilmu yang
bermanfaat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
0 Komentar