Keajaiban Shodaqoh - Abdullah Saleh Hadrami
Abdullah Shaleh Hadrami - Keajaiban Shodaqoh
Powered by mp3skull.com
Powered by mp3skull.com
Dahsyatnya
Sedekah
Mukmin
Sejati Itu Dermawan
Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih
keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering
menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini
menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang
mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh
kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah
bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi,
Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang
buruk.” (HR. Al Baihaqi,
di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’,
1744)
Dari hadits ini demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
pelit dan bakhil adalah akhlak yang buruk dan bukanlah akhlak seorang mukmin
sejati. Begitu juga, sifat suka meminta-minta, bukanlah ciri seorang mukmin.
Bahkan sebaliknya seorang mukmin itu banyak memberi. Sebagaimana sabda
Rasulullahshallallahu
‘alaihi wa sallam:
“Tangan yang di atas lebih baik dari tangan
yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah
adalah orang yang meminta.” (HR.
Bukhari no.1429, Muslim no.1033)
Selain itu, sifat dermawan jika di dukung dengan tafaqquh fiddin,
mengilmui agama dengan baik, sehingga terkumpul dua sifat yaitu alim dan juud
(dermawan), akan dicapai kedudukan hamba Allah yang paling tinggi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dunia itu untuk 4 jenis hamba: Yang pertama,
hamba yang diberikan rizqi oleh Allah serta kepahaman terhadap ilmu agama. Ia
bertaqwa kepada Allah dalam menggunakan hartanya dan ia gunakan untuk
menyambung silaturahim. Dan ia menyadari terdapat hak Allah pada hartanya. Maka
inilah kedudukan hamba yang paling baik.” (HR.
Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan shahih”)
Keutamaan
Bersedekah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan
orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang
menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil
yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan orang-orang yang
bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits mengenai
keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis
Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek
keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul
dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi
orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil
hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.
Diantara keutamaan bersedekah antara lain:
1.
Sedekah dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air
memadamkan api.” (HR.
Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja
harus disertai taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang
dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan
riba, mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum
melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar
‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk
dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala
berfirman:
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab
Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS.
Al A’raf: 99)
2.
Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan
tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu
tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis
manusia yang mendapatkannya adalah:
“Seorang yang bersedekah dengan tangan
kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR.
Bukhari no. 1421)
3.
Sedekah memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah.
Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR.
Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim,
An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini
mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya.
Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini
bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta
tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang
didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”
4.
Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik
laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka
pahala yang banyak.” (Qs.
Al Hadid: 18)
5.
Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di
jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai
hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan
orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat,
yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika
ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu
sedekah.” (HR. Bukhari
no.3666, Muslim no. 1027)
6.
Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah adalah bukti.” (HR.
Muslim no.223)
An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya.
Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu
Imanihi (kebenaran imannya)”
7.
Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam
kubur.” (HR. Thabrani,
di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)
8.
Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan
dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan
sedekah.” (HR. Tirmidzi
no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)
9.
Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan
permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:
“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang
yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai
menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan
sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai
ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada
kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap
lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya
namun tidak bisa.” (HR.
Bukhari no. 1443)
Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada
rasa senang, bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada
orang lain yang membutuhkan.
Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan
tentang manfaat sedekah dan keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita
terpanggil?
Kedermawanan
Rasulullah di Bulan Ramadhan
Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam,
teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan
kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan.
Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan
Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk
mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR.
Bukhari, no.6)
Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada
dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin
Malik radhiallahu’anhu:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR.
Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)
Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial
sehingga beliau lebih dermawan lagi. Bahkan dalam hadits, kedermawanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan
melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat
ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang
berhembus cepat. Dalam hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus),
mengisyaratkan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki
nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus sebagaimana
angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus.
Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.
Oleh karena itu, kita yang mengaku meneladani beliau
sudah selayaknya memiliki semangat yang sama. Yaitu semangat untuk bersedekah
lebih sering, lebih banyak dan lebih bermanfaat di bulan Ramadhan,
melebihi bulan-bulan lainnya.
Dahsyatnya
Sedekah di Bulan Ramadhan
Salah satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi
teladan untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan adalah
karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan
lainnya. Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:
1.
Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan surga.
Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan
pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah
hadits qudsi:
“Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan
semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali
puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.’” (HR.
Muslim no.1151)
Dan sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Kemudian
shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung, jika didirikan di bulan
Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang shalat malam karena iman dan
mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR.
Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)
Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan
dan jika semuanya dikerjakan balasannya adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya di surga terdapat
ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian
dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang
berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia
tidur.” (HR. At Tirmidzi
no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317,
dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah,
2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib,
946)
2.
Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.
Kita telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa
Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala
puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi. Subhanallah!
Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka
puasa untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa
kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut
tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR.
At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)
Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga
butir kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk
diberikan kepada orang lain.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka
dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk
air.” (HR. At Tirmidzi,
Ahmad, Abu Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)
Betapa Allah Ta’ala sangat pemurah kepada hamba-Nya
dengan membuka kesempatan menuai pahala begitu lebarnya di bulan yang penuh
berkah ini.
3.
Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.
Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah
bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan
kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia
mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia meninggalkan
kebaikan, setan berkata:
“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat,
saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus.” (Qs. Al A’raf:
16)
Sehingga manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun di
bulan Ramadhan ini Allah mudahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, sebagaimana
dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga
dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR.
Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)
Dan pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana
Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan
amalan kebaikan yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya.
Subhanallah.
Adapun mengenai apa yang diyakini oleh sebagian orang,
bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan diganjar pahala
sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar dengan 70 kali lipat pahala
ibadah wajib diluar bulan Ramadhan, keyakinan ini tidaklah benar. Karena yang
mendasari keyakinan ini adalah hadits yang lemah, yaitu hadits:
“Wahai manusia, telah datang kepada kalian
bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai
(ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada
siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai
perbuatan sunnah (tathawwu’). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri
(kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah
wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib,
ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah
bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong,
di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barangsiapa
(pada bulan itu) memberikan buka kepada seorang yang berpuasa, maka itu
menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api
neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa
mengurangi pahala orang yang berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat
berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk
diberikan sebagai buka orang yang berpuasa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan
buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan
yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya
pembebasan dari api neraka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu
Khuzaimah (no. 1887) dan Al Ash-habani dalam At Targhib (178).
Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits seperti Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib(2/115),
juga oleh Dhiya Al Maqdisi di Sunan Al Hakim (3/400),
bahkan dikatakan oleh Al Albani hadits ini Munkar, dalam Silsilah Adh Dhaifah (871).
Ringkasnya, walaupun tidak terdapat kelipatan pahala 70
kali lipat pahala ibadah wajib di luar bulan Ramadhan, pada asalnya setiap amal
kebaikan, baik di luar maupun di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan oleh Allah
10 sampai 700 kali lipat. Berdasarkan hadits:
“Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal
kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian Rasulullah menjelaskan: “Orang yang
meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya
satu pahala kebaikan sempurna. Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu
mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat
banyaknya.” (HR.
Muslim no.1955)
Oleh karena itu, orang yang bersedekah di bulan Ramadhan
akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat karena sedekah adalah
amal kebaikan, kemudian berdasarkan Al A’raf ayat 16 khusus amalan sedekah
dilipatkan-gandakan lagi sesuai kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi
mendapatkan berbagai keutamaan sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan
sedekahnya dengan puasa dengan shalat malam, maka diberi baginya jaminan surga.
Kemudian jika ia tidak terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa
bagi bagi orang yang berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah
lagi dengan pahala orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi hidangan
berbuka puasa lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih berlipat lagi.
Subhanallah…
Ayo
jangan tunda lagi…
***
Artikel www.muslim.or.id
0 Komentar